Analisis Putusan Pengadilan Agama Nomor 0067/Pdt.G/2016/PA.LK Pengalihan Talak Raj’i Menjadi Talak Bain Sughra
Main Article Content
Abstract
Penelitian ini menganalisis Putusan Pengadilan Agama Kabupaten Limapuluh Kota Nomor 0067/Pdt.G/2016/PA.LK terkait pengalihan talak raj’i menjadi talak bain sughra. Permohonan cerai talak diajukan Pemohon terhadap Termohon yang telah meninggalkan rumah tangga sejak tahun 1994 dan menikah lagi secara tidak resmi dengan laki-laki lain hingga memiliki dua anak. Majelis Hakim mempertimbangkan fakta hukum, bukti saksi, dan ketentuan perundang-undangan serta Kompilasi Hukum Islam (KHI) untuk mengalihkan bentuk talak demi menjaga kemaslahatan hukum dan mencegah percampuran nasab. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif dengan pendekatan kasus (case approach). Hasil analisis menunjukkan bahwa pertimbangan hakim berlandaskan prinsip perlindungan terhadap maqasid al-syari’ah, khususnya hifz al-nasl (perlindungan keturunan), serta kewajiban hakim menggali nilai hukum yang hidup dalam masyarakat sebagaimana diatur dalam Pasal 5 ayat (1) UU Nomor 48 Tahun 2009. Kesimpulannya, putusan ini menunjukkan peran aktif hakim dalam memberikan kepastian hukum dengan menyesuaikan penerapan talak agar sejalan dengan syariat Islam, undang-undang, dan kebutuhan masyarakat.
Downloads
Metrics
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
License Terms
In submitting the manuscript to the journal, the authors certify that:
- They are authorized by their co-authors to enter into these arrangements.
- The work described has not been formally published before, except in the form of an abstract or as part of a published lecture, review, thesis, or overlay journal.
- That it is not under consideration for publication elsewhere,
- That its publication has been approved by all the author(s) and by the responsible authorities – tacitly or explicitly – of the institutes where the work has been carried out.
- They secure the right to reproduce any material that has already been published or copyrighted elsewhere.
- They agree to the following license and copyright agreement.
References
Abdullah, M. (2017). Hukum keluarga Islam di Indonesia: Analisis historis, yuridis, dan sosiologis. Jakarta: Prenadamedia Group.
Afriyani, L. (2023). The role of maqasid sharia in family law adjudication. Ukhuwah: Jurnal Ilmu Syariah, 9(1), 95–115. https://doi.org/10.24252/ukhuwah.v9i1.4567
Ali, Z. Z. (2024). Comparative study of family law in Indonesia and the Middle East. Ahlika: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam, 5(1), 50–73. https://doi.org/10.35673/ahlika.v5i1.126
Anwar, A. (2019). Penerapan hukum progresif dalam peradilan agama. Jurnal Hukum dan Peradilan, 8(3), 345–362. https://doi.org/10.28946/jhp.v8i3.456
Ardi, A. (2025). Gender issues in Islamic family law adjudication. Ukhuwah: Jurnal Ilmu Syariah, 10(2), 200–220. https://doi.org/10.24252/ukhuwah.v10i2.6789
Azra, A. (2022). Islamic legal reform in Southeast Asia. Studia Islamika, 29(3), 451–475. https://doi.org/10.36712/sdi.v29i3.19876
Bowen, J. R. (2003). Islamic law in a plural society: Indonesian experiences. Journal of Asian Studies, 62(2), 487–505. https://doi.org/10.2307/3597209
Cammack, M. (2010). Islamic divorce law in Indonesia: Between practice and reform. Journal of Islamic Law and Society, 17(2), 195–219. https://doi.org/10.1163/156851910X504611
Departemen Agama Republik Indonesia. (2003). Kompilasi Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam.
Djawas, M., & Srimulyani, E. (2022). Islamic family law reform in Indonesia: Between text and context. Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam, 6(2), 1001–1025. https://doi.org/10.22373/sjhk.v6i2.12869
Esposito, J. L. (2001). Women in Muslim family law. Syracuse, NY: Syracuse University Press.
Feldt, L. (2025). Religious transformations and family structures. Numen, 72(4), 400–420. https://doi.org/10.1163/15685276-bja10055
Fikri, M. (2023). Maqashid al-shari’ah and the judge’s role in Indonesian Islamic family law. Al-Ahwal: Jurnal Hukum Keluarga Islam, 17(2), 150–168. https://doi.org/10.14421/ahwal.2023.17207
Hasan, R. (2024). Evolution of marriage in contemporary Islamic law. Studia Islamika, 30(1), 50–75. https://doi.org/10.36712/sdi.v30i1.21987
Hazairin. (1982). Hukum perkawinan Indonesia. Jakarta: Tinta Mas.
Hooker, M. B. (2008). Syariah in Indonesia: Islamic family law in changing context. Pacific Affairs, 81(2), 211–232. https://doi.org/10.5509/2008812211
Ibrahim, J. (2018). Teori & metodologi penelitian hukum normatif. Malang: Bayumedia.
Intan, M. M., Anggriani, J., Harlina, I., & Suhendar, S. (2024). The dynamics of family law in Indonesia: Bibliometric analysis of past and future trends. Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam, 8(1), 1–22. https://doi.org/10.22373/sjhk.v8i1.21890
Mahkamah Agung Republik Indonesia. (2006). Buku II: Pedoman teknis administrasi dan teknis peradilan agama. Jakarta: Mahkamah Agung RI.
Mahkamah Agung Republik Indonesia. (2016). Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan. Jakarta: Mahkamah Agung RI.
Mahkamah Agung Republik Indonesia. (2003). Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor 299.K/AG/2003. Jakarta: Mahkamah Agung RI.
Moleong, L. J. (2019). Metodologi penelitian kualitatif (Edisi revisi). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasution, H. (2019). Relevansi maqasid al-syari‘ah dalam penemuan hukum di peradilan agama. Al-Mawarid: Jurnal Hukum Islam, 19(2), 201–218. https://doi.org/10.20885/almawarid.vol19.iss2.art5
Pemerintah Republik Indonesia. (1975). Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1975 Nomor 12.
Rahardjo, S. (2009). Hukum progresif: Sebuah sintesa hukum Indonesia. Jakarta: Kompas.
Rahman, F. (2010). Maqasid al-shari‘ah sebagai dasar hukum Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Soekanto, S., & Mamudji, S. (2012). Penelitian hukum normatif: Suatu tinjauan singkat. Jakarta: Rajawali Pers.
Soemiyati. (1986). Hukum perkawinan Islam dan undang-undang perkawinan. Yogyakarta: Liberty.
Sulaeman, M. (2022). Divorce trends in Indonesian Muslim society: A sociological analysis. Ahlika: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam, 4(1), 75–90. https://doi.org/10.35673/ahlika.v4i1.102
Tabroni, R., Izudin, A., Isnanto, M., Sujibto, B. J., Yuwono, D. B., & Suarsana, I. M. (2025). Hybridity, intersection, and challenge: Navigating the history of customary and Islamic family law in Moluccan marriages. Al-Ahwal: Jurnal Hukum Keluarga Islam, 18(1), 1–28. https://doi.org/10.14421/ahwal.2015.18101
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 1.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1989 Nomor 49.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 157.
Valk, Ü. (2024). Comparative family law and religion: A global perspective. Numen, 71(6), 350–370. https://doi.org/10.1163/15685276-12341789